Sesama hewan landak tidak mungkin saling merapat satu dengan
lainnya. Duri-duri tajam yang mengitari tubuhnya adalah penghalang utama mereka
untuk melakukan hal di atas. Bahkan kepada anak kandungnya sendiri.
Ketika musim dingin tiba, membawa hembusan badai salju susul
menyusul, serta cuaca dingin yang menggigit tulang, dalam kondisi kritis
seperti ini, para landak itu terpaksa saling merapat satu dengan lainnya, demi
menghangatkan tubuh-tubuhnya meski mereka harus berjuang menahan perih dan
sakitnya duri-duri landak lain yang menusuk, melukai kulit-kulit mereka.
Jika sekawanan landak itu telah merasakan sedikit
kehangatan, segera saja mereka saling menjauh, namun jika rasa dingin kembali
merasuk ke dalam tubuh mereka, mereka akan segera merapat lagi dan demikianlah seterusnya.
sepanjang malam, landak-landak itu disibukkan oleh kegiatan saling menjauh dan
saling mendekat.
Merapat terlalu lama akan menimpakan atas mereka benyak
luka. Sementara jika mereka saling menjauh dalam waktu yang lama justru bisa
saja rasa dingin menewaskan mereka.
Demikianlah keadaan kita manusia dalam hubungan interaksi
sosial antara sesama kita dalam hidup ini, tentu tak seorang manusiapun
terbebas dari duri-duri (kesalahan-kesalahan) yang mengitari dirinya, demikian
halnya orang lain.
Tentu mereka sama sekali tidak akan dapat merasakan
kehangatan jika mereka tidak rela bersabar menanggung perihnya duri-duri
(kesalahan) orang lain pada saat saling merapat.
Oleh karena itulah:
Siapa saja yang hendak mencari sahabat tanpa kesalahan,
niscaya ia akan hidup sebatang kara.
Dan barang siapa yang ingin mencari pendamping hidup
sempurna tanpa kekurangan, niscaya ia akan hidup membujang.
Dan barang siapa yang berusaha mencari saudara tanpa
problema, niscaya ia akan hidup dalam pencarian yang tiada akhirnya.
Barang siapa yang hendak mencari kerabat yang ideal dan
sempurna, niscaya ia akan lalui seluruh hidupnya dalam permusuhan.
Maka, bersabarlah menanggung perihnya kesalahan orang lain,
agar kita dapat mengembalikan keseimbangan dalam hidup ini.
Camkanlah, jika engkau ingin hidup bahagia, jangan
menafsirkan segala sesuatu, jangan pula terlalu kritis pada segala hal, serta
jangan terlalu jeli meneliti segala sesuatu.
Sebab jika seseorang jeli meneliti asal usul berlian, ia
akan mendapati ternyata berlian itu
bermula dari bongkahan batu hitam.
